TUGAS13 PDS5b23

 


Contoh Penerapan Diagram Simpal Kausal (CLD) 


Pengertian 


Diagram Simpal Kausal (CLD) adalah alat visual yang digunakan untuk menggambarkan hubungan sebab-akibat antara berbagai faktor dalam suatu sistem. CLD membantu dalam memahami dampak dari perubahan pada satu faktor terhadap faktor-faktor lain dalam sistem. Contoh penerapan CLD dapat ditemukan dalam berbagai konteks, seperti analisis kemacetan kota Jakarta


Langkah-langkah umum dalam penerapan CLD meliputi menentukan batasan permasalahan, memulai dari suatu hal yang menarik, mengidentifikasi faktor penyebab dan akibat, serta menggunakan kata benda untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat.CLD merupakan salah satu metode dalam System Thinking yang dapat digunakan untuk menganalisis dan memahami sistem secara menyeluruh


Contoh Penerapan


Contoh penerapan Diagram Simpal Kausal (CLD) dapat ditemukan dalam berbagai situasi, seperti penganalisis kemacetan kota Jakarta[2]. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam penggunaan CLD:




1. Ketahui batasan permasalahan: Tentukan masalah yang akan dianalisis.


2. Memulai dari suatu hal yang menarik: Pilih satu hal yang menarik yang terkait dengan masalah yang akan dianalisis.


3. Ketahui faktor yang menjadi penyebab dan faktor yang menjadi akibat: Identifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab dan akibat dalam sistem.


4. Gunakan kata benda bukan kata kerja: Sertakan kata benda dalam diagram untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat.


5. Jangan menggunakan kata meningkat atau menurun: Avoid gunakan kata yang meningkat atau menurun yang mungkin mengganggu penampilan diagram.


6. Menambahkan tanda "S" dan "O": Tanda "S" dan "O" menunjukkan hubungan keterkaitan antara satu faktor dengan faktor lainnya.


Berikut adalah contoh penggunaan CLD dalam analisis kemacetan kota Jakarta:


1. Ketahui batasan permasalahan: Kemacetan kota Jakarta.


2. Memulai dari suatu hal yang menarik: Kelembapan dan kemacetan.


3. Ketahui faktor yang menjadi penyebab dan faktor yang menjadi akibat: Kelembapan, kemacetan, kriminalitas, pengangguran, dan keterlibatan.


4. Gunakan kata benda bukan kata kerja: Kelembapan, kemacetan, kriminalitas, pengangguran, dan keterlibatan.


5. Jangan menggunakan kata meningkat atau menurun: Tidak.


6. Menambahkan tanda "S" dan "O": Tidak.


Dalam contoh ini, CLD digunakan untuk menggambarkan hubungan antara kelembapan, kemacetan, kriminalitas, pengangguran, dan keterlibatan dalam kasus kemacetan kota Jakarta. Langkah-langkah di atas dapat disesuaikan dengan situasi yang spesifik dan pertanyaan yang ingin Anda analisis.


Soal!


1. Bagaimana emigrasi dan imigrasi memengaruhi populasi penduduk dalam Sub Model SDM?


Jawaban:

Emigrasi, yang terjadi karena kesulitan mendapatkan penghasilan yang layak, mengurangi populasi penduduk. Sebaliknya, imigrasi, di mana banyak pekerja pendatang menetap sebagai penduduk permanen di wilayah tersebut, meningkatkan jumlah populasi.


2. Bagaimana Diagram Simpal Kausal membantu dalam merumuskan kebijakan pengelolaan perikanan di Kabupaten Konawe Selatan?


Jawaban:

Diagram Simpal Kausal memberikan pemahaman menyeluruh tentang keterkaitan variabel dalam sistem perikanan. Ini memungkinkan para pembuat kebijakan untuk mengidentifikasi titik-titik intervensi yang strategis, seperti regulasi terkait jumlah tangkapan atau pengelolaan industri pengolahan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang keterkaitan ini, kebijakan yang lebih efektif dapat dirumuskan.


3. Mengapa Diagram Simpal Kausal penting dalam menggambarkan dinamika sistem perikanan daripada pendekatan lainnya?


Jawaban:

Diagram Simpal Kausal memberikan representasi visual yang jelas tentang hubungan kausal antara variabel-variabel yang saling terkait dalam sistem perikanan. Ini memungkinkan untuk melihat bagaimana satu variabel dapat memengaruhi yang lain, memberikan gambaran komprehensif tentang bagaimana sistem beroperasi.


4. Bagaimana penggunaan Diagram Simpal Kausal membantu dalam mengevaluasi dampak kebijakan atau perubahan tertentu dalam sistem perikanan?


Jawaban:

Dengan menggunakan Diagram Simpal Kausal, dapat diidentifikasi bagaimana perubahan pada satu variabel dapat berdampak pada variabel lainnya. Sebagai contoh, kebijakan terkait peningkatan industri pengolahan dapat dilihat bagaimana akan mempengaruhi jumlah tangkapan, pasar, dan akhirnya pendapatan daerah. Evaluasi ini memungkinkan pembuat kebijakan untuk membuat penyesuaian yang lebih baik dan memperkirakan dampak dari kebijakan yang diusulkan sebelum diterapkan.


5. Bagaimana Diagram Simpal Kausal (CLD) membantu dalam menganalisis sistem perikanan di Kabupaten Konawe Selatan? Jelaskan dengan detail.


Jawaban:

Diagram Simpal Kausal (CLD) memainkan peran penting dalam menganalisis sistem perikanan di Kabupaten Konawe Selatan dengan menggambarkan hubungan kausal antara variabel-variabel yang memengaruhi sistem tersebut. Melalui diagram ini, terlihat bagaimana faktor-faktor seperti jumlah tangkapan, konsumsi rumah tangga, industri pengolahan, dan regulasi pemerintah saling terkait. Contohnya, peningkatan jumlah tangkapan ikan mempengaruhi industri pengolahan, yang pada gilirannya berdampak pada pasar dan pendapatan daerah melalui pajak penjualan.


6. Apa yang menjadi fokus dari Sub Sistem Pasar dalam Diagram Simpal Kausal perikanan di Kabupaten Konawe Selatan?


Jawaban:

Sub Sistem Pasar dalam Diagram Simpal Kausal berfokus pada model pasar atau penjualan hasil tangkapan perikanan di Kabupaten Konawe Selatan. Ini mempertimbangkan variabel seperti jumlah konsumen rumah tangga, jumlah tangkapan, industri pengolahan, dan regulasi dari Pemerintah Daerah. Penekanannya pada hasil tangkapan laut tanpa memasukkan budidaya perikanan lainnya.


7. Bagaimana laju konsumsi dalam Sub Model Pasar memengaruhi pendapatan asli daerah dan Produk Domestik Bruto (PDRB)?


Jawaban:

Laju konsumsi dalam Sub Model Pasar memengaruhi pendapatan asli daerah dan PDRB karena besarnya pasar sektor perikanan akan meningkatkan pendapatan asli daerah melalui restribusi/pajak yang dibebankan pada hasil penjualan. Peningkatan ini sejalan dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDRB) daerah tersebut.


8. Apa yang mempengaruhi jumlah konsumen rumah tangga dalam Sub Model Konsumen Rumah Tangga?


Jawaban:

Jumlah konsumen rumah tangga dalam Sub Model Konsumen Rumah Tangga dipengaruhi oleh dua faktor utama: jumlah rumah tangga yang ada dan harga ikan. Perubahan dalam jumlah rumah tangga dan harga ikan akan memengaruhi laju konsumsi ikan oleh rumah tangga.


9. Bagaimana faktor-faktor yang memengaruhi laju penangkapan ikan dalam Sub Sistem Jumlah Tangkapan?


Jawaban:

Faktor-faktor yang memengaruhi laju penangkapan ikan dalam Sub Sistem Jumlah Tangkapan meliputi potensi kelautan, jenis alat tangkap yang digunakan, serta sumber daya manusia yang terlibat dalam kegiatan penangkapan ikan. Kesemuanya berkontribusi terhadap seberapa besar jumlah tangkapan yang dihasilkan.


10. Apa yang dimaksud dengan Sub Model SDM dalam konteks diagram Simpal Kausal?


Jawaban:

Sub Model SDM (Sumber Daya Manusia) menggambarkan populasi penduduk di Kabupaten Konawe Selatan. Hal ini didasarkan pada laju kelahiran, kematian, imigrasi, dan emigrasi. Pertumbuhan atau penurunan populasi dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut, yang juga memiliki dampak pada komposisi dan dinamika sosial ekonomi di wilayah tersebut.


source : https://onlinelearning.uhamka.ac.id/






Komentar

Postingan populer dari blog ini